Terima kasih

Terima kasih sudah berkunjung di blog saya ;)

Sunday, May 8, 2011

Inflasi dalam Konsep Islami



TARGETING INFLATION IN ISLAMIC CONCEPT 


ABSTRACT
K h a i r u l
inflation is the tendency of prices to increase the general public and continue. Inflation can also be formulated as general increases in prices, resulting from the disruption of the balance between the flow of money and goods flow. This is an economic phenomenon that has received much attention from economists. Economic phenomena can not be eliminated entirely, the business is usually done usually only as far as to reduce and control it. The governance is considered a failure if they are not managed to solve the problem. This is obviously a concern separately to all the States directly involved in it and become a sensitive issue for a Government.
In Islam is not aware of inflation, because currency is Dirham and dinar, which is stable and justified. Standardization of the dinar, is actually already happened long ago, long before the mercy and blessings of God be upon the Prophet was born. And rasulullah set of gold and silver as currency, and he only made of gold and silver as the standard currency. The laws of currency exchange that occurred in the transaction of money is only made with gold and silver as well as with other transactions only expressed with gold and silver.
my expectation as STEI TAZKIA'S college student to government, government can and as hard as possible implement the Anti-Inflation Campaign in print and electronic media, to raise awareness and change public attitudes so that they can take positive steps to help stem inflation.

JEL                 : E19, E31, E39
Keywords       : Targeting inflation, Qardhul hasan, Emas dinar




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  LATAR BELAKANG
Kenaikan harga berbagai bahan pangan pokok tidak saja memicu inflasi tak terkendali, tetapi juga mengancam harga diri para pejabat tinggi China. Pasalnya, harga minuman khas, yang biasa digunakan untuk menjamu para tamu negara, ikut-ikutan melonjak tajam. Harga Maotai, nama minuman beralkohol hasil fermentasi campuran air gunung, sorgum, dan gandum, melejit hingga 20 persen tahun ini. Kantor berita Xinhua menyebutkan, harga Maotai berkadar alkohol 53 persen kini mencapai 780-799 yuan (lebih dari Rp 1 juta) per botol ukuran standar. Begitu pentingnya Maotai, sampai-sampai masalah ini dibahas serius pekan ini dalam rapat tahunan parlemen di Beijing, yang biasanya hanya berisi puji-pujian terhadap keberhasilan Pemerintah China. Seorang anggota parlemen bahkan mendesak pemerintah untuk campur tangan guna menghentikan kenaikan harga Maotai. ”Sebagai ’minuman nasional’, bisa dipahami penyesuaian harga Maotai ini menarik perhatian yang sangat besar,” kata Zhao Kezhi, Gubernur Provinsi Guizhou, tempat Maotai diproduksi sejak zaman Dinasti Qing. Menurut Zhao, ongkos bahan baku pembuatan Maotai saat ini sudah naik hingga 28 persen. Makin banyaknya orang kaya di China juga membuat permintaan akan minuman keras ini terus meningkat sehingga kenaikan harga tak terhindarkan. Zhao mengatakan, tak mungkin menekan kenaikan harga dengan menaikkan kapasitas produksi secara tiba-tiba karena pembuatan Maotai memerlukan teknik khusus dan harus difermentasi paling tidak selama lima tahun. Meski jenis minuman ini sudah ada sejak 2.000 tahun lalu, Maotai baru ”diresmikan” sebagai minuman nasional sejak era komunis. (Reuters/DHF)( KOMPAS, 11 Maret 2011)
Masalah inflasi sampai sekarang masih aktual. Inflasi dalam arti ”kenaikan harga umum” sudah menjadi gejala yang biasa dalam masyarakat modern. Inflasi juga dapat dirumuskan sebagai kenaikan harga umum, yang bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang. Dan tentunya apabila semuanya berjalan dengan lancar dan ada kecocokan, maka keadaan ekonomi nasional dikatakan dalam keadaan seimbang. Kenyataannya harga-harga tak selalu stabil dan sangat sulit mengukur inflasi yang tepat. karena kenaikan harga barang atau jasa yang tidak seragam.
Hal ini  merupakan suatu gejala ekonomi yang mendapat banyak perhatian dari para ekonom. Gejala ekonomi ini juga tidak dapat dihilangkan secara tuntas, usaha yang biasa dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya. Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyaakan lagi. Inflasi menggrogoti nilai riil pendapatan menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Inflasi sebenarnya dapat dikendalikan walaupun tidak mudah. Mengingat pentingnya pengendalian inflasi bagi ekonomi suatu Negara, maka sejak tahun 1990-an berbagai Negara mulai menerapkan kebijakan inflation targeting yang bertujuan untuk membentuk dan mengarahkan ekspektasi masyarakat (inflation expectation ) kapada tingkat inflasi yang rendah sebagai target, dan memberikan pedoman kepada para pelaku pasar (baik konsumen maupun produsen) dan pembuat kebijakan untuk ikut mewujutkan target inflasi ini. Kasus di atas hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik. Subuah pemerintahaan dianggap gagal bila tidak berhasil mengatasi masalah tersebut. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi semua Negara yang terlibat secara langsung di dalamnya dan menjadi masalah yang sensitif bagi sebuah pemerintahaan.


 1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
-       Untuk mengetahui pengertian inflasi secara umum
-       Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap inflasi
-       Untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi dan menangkal  dampak inflasi


1.3.Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan penulis bahas lebih lanjut dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
-       Apa itu inflasi / inflation
-       Bagaimana pandangan konvensional terhadap inflasi
-       Bagaimana pandangan islam terhadap inflasi
-       Dengan cara bagaimanakah agar inflasi dapat diatasi dengan tepat


1.4.Metodologi Penulisan
Metode dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode kuantitatif. Penulis menggunakan data-data yang terdapat di perpustakaan, internet, blog dan koleksi pribadi yang kemudian penulis bandingkan dengan teori-teori yang penulis dapatkan.

 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Konvensional
               Defenisi inflasi ada berbagai macam, banyak ahli yang mengemukakan definisi inflasi Nopirin (1987) memberikan definisi tentang inflasi  sebagai berikut :
      
“The process of increase in general prices of goods continuously for  certain periods”.

Nopirin  menambahkan bahwa Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987),  antara lain Consumer Price Index (CPI), Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index, GNP Deflator. Pada umumnya, pihak yang bertanggung jawab dalam pencatatan statistik perekonomian suatu negara menggunakan Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) sebagai pengukur tingkat inflasi. Namun, dalam perkembangannya metode ini memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya adalah karena metode ini menggunakan kumpulan yang mewakili sebuah subset keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian, maka indeks harga tersebut tidak secara akurat merefleksikan seluruh perubahan harga yang terjadi. Selain itu, CPI dan PPI juga kurang dapat mengakomodasi jenis barang dan jasa yang baru diciptakan meskipun kelompok subset barang dan jasa yang digunakan sebagai pengukur CPI dan PPI selalu direvisi dari waktu ke waktu.
Adapun menurut Samuelson dan Nordhaus (1998)  definisi tentang inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
           
Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian, antara lain Merayap (Creeping Inflation) / Moderate inflation (inflasi satu digit) , Inflasi menengah (Galloping Inflation)/ inflasi dua digit, Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)/ inflasi tiga digit.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, pertama Kenaikan harga, kedua Bersifat umum, ketiga Berlangsung terus menerus.


2.2. Konsep Islam
Al-Qur’an dengan tegas menekankan kejujuran dan keadilan dalam semua ukuran nilai. Di dalam surah al-An’aam Allah berfirman:
“,,,, Dan, sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil,,,,”(al-An’aam :152)
Kemudian di dalam surah al-A’raaf Allah berfirman:
“,,,, Maka, sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Hal demikian itu lebih baik bagi kamujika kamu orang yang benar-benar beriman”. (al-A’raaf; lihat juga surah huud: 84-85,al-israa’: 35, dan asy-Syu’araa’: 181)
Rasulullah SAW dalam Hadistnya: Anas meriwayatkan, ia berkata: Orang-orang berkata kepada Rasulullah SAW, ” Wahai Rasululluah, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami”. Rasulullah SAW lalu menjawab,”Allah-lah Penentu harga, Penahan, Pembentang, dan Pemberi riszki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya kedhaliman dalam urusan darah dan harta.” 
Dr. Umer Chapra dalam bukunya “Sistem Moneter Islam” menyebutkan bahwa salah satu fungsi uang adalah sebagai ukuran uang. Inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Hal ini menyebabkan uang menjadi standar pembayaran tertunda yang tidak adil dan suatu alat penyimpanan nilai yang tidak dapat dipercaya. Tentunya inflasi bertentangan dengan nilai-nilai islam, inflasi yang berkepanjangan juga tidak dapat diterima karena menimbulkan bencana bagi sebagian penduduk dan juga menghalangi sasaran untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi berbasis luas.
Islam Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam. Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syekh An Nabhani 2001 : 47 memberikan beberapa alasan mengapa dinar dan dirham merupakan mata uang yang sesuai. Beberapa diantaranya adalah : pertama Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah. Kedua Rasulullah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang, dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar mata uang. Ketiga Ketika Allah SWT mewajiibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan emas dan perak. Keempat  Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak begitupun dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan perak.
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan. Diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya.

  BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. Indeksasi
Melihat iklim inflasioner yang menggejala dunia saat ini, telah dilontarkan saran-saran bahwa tuntutan keadilan sosioekonomi islam dapat dipenuhi dengan melakukan indeksasi, koreksi moneter  bagi semua pendapatan dan aset-aset moneter termasuk qardhul hasan. Penggunaan indekasasi yang paling luas adalah dibidang upah, gaji dan pensiun. Indeksasi juga telah dicoba pada beberapa aset keuangan (umpanya: pinjaman dan  deposito bank, obligasi pemerintah), pajak, sewaan, dan pegadaian. Meskipun indeksasi mungkin membantu mengurangi secara parsial ketidakadilan yang terjadi karena inflasi, namun ia bukanlah obat bagi inflasi. Ia cenderung mengurangi tekanan pada pemerintah untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan yang sehat.
Lebih-lebih, meskipun indeksasi dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan syariah bagi upah, gaji, dan pensiun, namun sulit melihat sejauh mana suatu kasus yang adil dapat ditegakan bagi indeksasi aset keuangan. Mengingat para investor (yang bukan hanya menabung, juga mengambil resiko investasi) tidak secara pasti dijamin dengan nilai investasi mereka yang stabil, mengapa para penabung dan pemegang uang kontan padahal mereka tidak turut mengambil resiko. Supaya tidak menimbulkan ketidakadilan karena pelaksaan indeksasi maka disarankan kepada pemegang uang kontan mencari perlindungan bagi nilai uangnya dengan cara menginvestasikannya. Dan tentunya indeksasi cenderung akan mendorong para penabung untuk menghindari modal resiko yang ditekankan dalam sistem nilai islam dan yang perlu bagi pertumbuhan ekonomi.
Pinjaman qardhul hasan adalah jenis pinjaman yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan dengan kriteria tertentu. Pinjaman ini bersifat sosial, sehingga peminam hanya mengembalikan sejumlah pokok pinaman tanpa imbal jasa (bunga). Indeksasi qordul hasan dalam bentuk indeks harga, tidak dapat  dipertahankan dengan menggunakan argumen ekonomi karena meskipun itu diusulkan dengan tujuan demi menegakan keadilan bagi pemberi pinjaman qordhul hasan, tetapi berpotensi  menimpakan ketidakadilan kepada peminjam, tertama tahun-tahun ketika laju inflasi lebih daripada laju suku bunga. Ketika laju suku bunga, ia cenderung menghabiskan keuntungan riil dan memperlambat pertumbuhan investasi  sehingga menggangu pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Bagaimanapun juga perlu disadari bahwa qardhul hasan pada umumnya mengandung sedikit transaksi finansial secara keseluruhan. Normalnya pinjaman demikian diberikan dengan motif kebajikan kepada orang-orang miskin. Para pemberi pinjaman itu menyerahkan uangnya dengan niat berbuat baik untuk mendapatkan kembali uang pokoknya.
Dengan demikian, tampaklah bahwa meskipun indeksasi terhadap pendapatan (upah, gaji, pensiun, dan penghasilan lain yang bersifat tetap)  memungkinkan dilakukan, sampai derajat tertentu, sebagai pengurangan rasa sakit temporer akibat inflasi, namun ini bukanlah solusi permanen. Alternatif terbaik yang seirama dengan norma keadilan sosioekonomi, seperti yang ditekankan oleh syariaha dalah stabilitas harga dan bukanlah indeksasi. Setiap upaya harus harus dilakukan oleh Negara islam untuk mencapai tujuan inij ika memang bertekat memenuhi kewajibannya menurut ajaran-ajaran islam.

 3.2. Emas
            Emas mengambil bagian penting dan kekal dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Sepanjang sejarah setelahnya, emas cenderung stabil. Fluktuasi harganya tidak jauh berbeda dengan inflasi. Selain itu juga harga emas sudah juga terbukti mampu bertahan dalam segala situasi ekonomi. Dalam situasi ekonomi yang memburuk, bahkan saat perang, orang menukar uangnya dengan emas. Sepanjang zaman investasi emas tidak pernah tidur apalagi mati.
            Sebagai simbol harta sejak purbakala, emas menentukan peradaban, menentukan bagaimana dan dimana posisi hidup seseorang. Manusia ramai-ramai datang memburu tempat di perut bumi bagian mana emas tersimpan. Sebagai contohnya ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar biasa. Di Indonesia, pada saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Suharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali. Dan harga tersebut, walaupun secara fluktuatif, cenderung naik terus waktu itu --sebelum akhirnya turun lagi ketika inflasi kembali berada di bawah dua digit.
Fakta membuktikan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka emas Anda akan naik 200 persen. Inilah kenapa Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Ini karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang Anda miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, emas hanya akan bagus bila terjadi inflasi moderat (dua digit), dan akan lebih bagus lagi bila terjadi inflasi hiper (tiga digit).
Namun, tidak sedikit juga mereka yang kontra dan berpendapat,secara riil emas tidak tidak memberikan pertumbuhan. Dalam hal ini, emas berfungsi sebagai penangkal inflasi sebab asumsi pertumbuhan harga emas dalam jangka panjang kurang lebih setara dengan inflasi, terutama dalam periode yang panjang, kondisi ekonomi global cenderung stabil dan tidak bergejolak.
            Salah satu insentif bagi fluktuasi harga emas adalah kondisi ekonomi yang tentunya akan berkaitan erat dengan stabilitas politik, nilai tukar, suku bunga, dan variabel makro lainya.  jika variabel makro bergejolak, harga emas mengalami fluktuasi secara signifikan. Sementara supply demand akan membuat emas mengalami pertumbuhan setara nflasi. Tentunya masyarakat tidak memvonis bahwa investasi emas itu untung atau rugi hanya karena kebanyakan orang bilang begitu.
            Dalam buku fund planning karya Mike Rini Sutmiko menyatakan investasi emas biasanya digunakan untuk empat tujuan keuangan, pertama Emas digunakan untuk mencapai keungan jangka menengah (2-3 tahun), kedua Digunakan untuk mencapai keuangan tertentu yang biayanya setara emas (misalnya naik haji), ketiga Karena emas mampu mempertahankan nilai kekayaan dengan target pertumbuhan setara inflasi alias hadging (diversifikasi), dan keempat  misal anda sudah berinvestasi di saham, obligasi, reksadana, properti kemudian emas.
           

 BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas jelas bahwa pengendalian inflasi penting dilakukan karena inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berbagai dampak yang ditimbulkan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Dampak lain yang ditimbulakan oleh nflasi yang tidak stabil tentunya akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Kenyataanya  tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.
Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam Islam. Standarisasi Dinar ini, sebenarnya sudah terjadi sekian lama, jauh sebelum Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam lahir.
Dinar Emas ini merupakan suatu instrumen alat tukar yang tidak kenal dengan inflasi. Dinar Emas sebuah proteksi daya beli bagi pemiliknya yang memiliki keuntungan diantaranya merupakan  nilai mata uang yang tidak akan terkena inflasi, terus tumbuh dalam tiap tahunnya, aman, dan memberikan kemudahan dalam menjualnya kembali. (wallahu a’lam bish shoab)

4.2. Rekomendasi
Tentunya pemerintah negara Republik Indonesia mempunyai kewenangan dalam mengatur segala kegiatan yang yang ada di dalam negeri ini, dalam kegiatan dan fungsinya, tentunya pemerintah menyadari betul bahwa inflasi dapat menimbulkan efek buruk kepada perkembangan ekonomi negara, biaya hidup dan taraf hidup orang berpenghasilan rendah. hal ini sangat penting sekali agar tidak terjadi disintegrasi di dalam aktifitas perekonomian negara. Besar harapan saya sebagai mahasiswa STEI TAZKIA terhadap pemerintah, agar pemerintah mampu dan berusaha semaksimal mungkin melaksanakan Kampanye Anti Inflasi dalam media cetak dan elektronik untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan sikap masyarakat agar mereka dapat mengambil langkah-langkah positif untuk membantu membendung inflasi. Tujuan utama kampanye adalah untuk mengurangi tingkat inflasi ke tingkat yang paling rendah sampai mencapai tingkat nol.











DAFTAR PUSTAKA
Chapra, Umar. 2000. Sistim Moneter Islam. Gema Insani Press. Jakarta.
Karim, Adiwarman. 2002, Ekonomi Islam – Suatu Kajian Ekonomi Makro, IIIT & Karim Business Consulting, Jakarta.
Samuelson, Paul A. Economics (14thed., New York: McGraw-Hill, Inc., 1992)
Landsburg , S.E. & L.J. Feinstone, Macroeconomics (New York:McGraw-Hill, Inc., 1997)
Douglas Greenwald, ed. Encyclopedia of Economic (New York: McGraw-Hill, Inc., 1982)




























Share:
PEMBACA YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN PESAN ;)

Tes iklan

Category

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

SUBSCRIBE Yaa

Blue Generation (IKRH 619)

Blue Generation (IKRH 619)

Batman Begins - Diagonal Resize 2

About Me