Terima kasih

Terima kasih sudah berkunjung di blog saya ;)

Thursday, June 2, 2011

Sejarah Peradaban di Andalusia


 ISLAM DI ANDALUSIA


Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang Kristen Visigoth. Pada tahun 711 M, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa Moor dari Afrika Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin jenderal Tariq bin Ziyad, dan dibawah perintah dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus.
Pasukan ini mendarat di Gibraltar pada 30 April, dan terus menuju utara. Setelah mengalahkan Raja Roderic dari Visigoth dalam Pertempuran Guadalete ( 711 M ), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada tahun 719 M. Hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukkan Perancis, namun berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam pertempuran Tours (732 M). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus, terdiri dari Spanyol, Portugal dan Perancis bagian selatan yang disebut sekarang.

Asal kata Al-Andalusia
Asal kata al-andalus masih belum disetujui para ahli bahasa dan sejarawan.
Etimologi dari nama Al-Andalus belum diketahui secara pasti. Nama ini digunakan untuk merujuk kepada semenanjung Iberia atau daerah Selatan Iberia yang dikuasai umat Islam, dan bukti paling awal dari nama ini adalah pada koin yang dicetak oleh pemerintah Islam di Iberia sekitar 715 (tahun pencetakan juga tidak pasti karena koin dituliskan dalam Latin dan Arab, dan keduanya memberikan tahun yang berbeda). Terdapat setidaknya tiga teori etimologi yang pernah diusulkan oleh para ilmuwan Barat, semuanya menganggap bahwa nama ini berasal dari zaman kekuasaan Romawi di Semenanjung Iberia.
Teori pertama adalah nama tersebut berasal dari Vandal, suku Jerman yang menguasai sebagian Iberia selama 407-429. Salah satu ilmuwan yang menerima teori ini adalah Reinhart P. Dozy, sejarawan abad ke-19. Teori kedua adalah berasal dari Arabisasi kata "Atlantik". Pendukung teori ini adalah sejarawan Spanyol Vallvé. Teori ketiga yang diajukan oleh Halm (1989) adalah bahwa nama ini berawal dari nama yang diberikan suku Visigoth yang berkuasa di Iberia pada abad ke-5 hingga 9. Dalam bahasa Latin, Iberia Visigoth disebut Gothica Sors (tanah undian Goth). Halm memprediksikan bahwa dalam bahasa Gothic "tanah undian" mungkin disebut landahlauts, dan ia menyarankan dari sinilah asal nama Al-Andalus berasal.
Ketiga teori ini semuanya tidak memiliki bukti historis, sehingga dapat dikatakan amat lemah. Pelopor dan pembela dari ketiga teori ini semuanya adalah sejarawan. Namun belakangan,ahli bahasa telah diikutsertakan dalam diskusi ini. Argumen-argumen dari ilmu sejarah, linguistik dan toponimi (ilmu yang mempelajari nama daerah), selanjutnya menunjukkan kelemahan semua teori diatas, dan bahwa nama Al-Andalus ternyata berasal dari masa Romawi.

Perkembangan Masyarakat
Masyarakat Al-Andalus terdiri dari tiga kelompok utama berdasarkan agama: MuslimKristen, dan Yahudi. Dalam tiap-tiap kota, komunitas-komunitas ini tinggal di daerah yang berbeda. Umat Islam sendiri, walaupun disatukan oleh agama yang sama, kadang terbagi-bagi menurut etnis, terutama perbedaan antara orang Arab dan orang Berber. Orang-orang Arab tinggal di bagian selatan dan di Lembah Ebro di timur laut, sedangkan orang-orang Berber tinggal di daerah pegunungan yang sekarang berada di utara Portugal, dan di Meseta Central. Islam di Al-Andalus dan mengikuti banyak adat, kesenian, dan kata-kata dari bahasa Arab, namun masih memelihara tradisi dan ibadah Kristen mereka dan bahasa turunan Latin yang mereka miliki, disebut Bahasa Muzarab
Orang-orang Yahudi biasanya bekerja sebagai pedagang, pemungut pajakdokter atau duta besar. Pada akhir abad ke-15terdapat sekitar 50.000 Yahudi di Granada dan 100.000 di seluruh Al-Andalus.

Muslim dan Non-Muslim di Al-Andalus
Perlakuan terhadap non-Muslim

Perlakuan terhadap non-Muslim di Al-Andalus merupakan bahan diskusi dan perdebatan di antara para ahli dan para pengamat, terutama mereka yang tertarik dengan keberadaan bersama umat Muslim dan non-Muslim di dunia modern. Kaum non-muslim di Al-Andalus, seperti Kristen dan Yahudi, dalam hukum Islam merupakan dzimmi, yang bebas menjalankan ajaran agamanya, tidak didorong untuk masuk Islam, namun membayar pajak yang disebut jizyah. Para ahli berpendapat bahwa agama minoritas (termasuk Yahudi) di Al-Andalus yang dikuasai umat Islam diperlakukan jauh lebih baik daripada di daerah Eropa Baratyang dikuasai Kristen, dan mereka hidup dalam "masa keemasan" toleransi, saling menghormati dan keharmonisan antarumat beragama.
Al-Andalus merupakan pusat kunci peradaban Yahudi pada Abad Pertengahan, dan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan ternama, seperti Maimonidesrabbifilsuf, dan dokter yang menjadi ikon masa keemasan Yahudi di Al-Andalus. Masyarakat Yahudi di Al-Andalus juga merupakan salah satu masyarakat Yahudi yang paling stabil dan paling makmur. Sedangkan umat Kristen di Al-Andalus disebut kaum Muzarab. Kaum Muzarab merupakan keturunan orang Kristen terdahulu di Spanyol yang tetap memeluk Kristen namun mengadopsi budaya Arab.[14] Bahasa mereka, Bahasa Muzarab, merupakan bahasa Roman yang dipengaruhi oleh bahasa Arab dan dituliskan dalam abjad Arab.
Maria Rosa Menocal, spesialis sastra Iberia di Universitas Yale, berpendapat bahwa "toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus". Dalam bukunya The Ornament of the World (2003), Menocal berpendapat bahwa sebagai dzimmi, agama minoritas di Al-Andalus diberikan hak yang lebih terbatas daripada umat Muslim, namun masih lebih baik daripada di daerah Eropa yang dikuasai Kristen. Orang-orang Yahudi dan sekte-sekte Kristen yang dianggap terlarang datang dari seluruh Eropa ke Al-Andalus, tempat mereka menerima toleransi.
Bernard Lewis memiliki pandangan yang berbeda, dan berpendapat bahwa "klaim toleransi yang sekarang banyak didengar dari apologis Muslim, dan khususnya apologis untuk Islam, merupakan hal baru dan tidak diketahui asal-usulnya." Lewis menolak bahwa Muslim dan non-Muslim diberikan perlakuan sama di masa lalu. Ia juga mengatakan "bagaimana mungkin orang yang memeluk agama yang benar dan orang yang menolaknya dipelakukan sama? Ini merupakan hal yang mustahil secara teologi maupun logika"

Naik turunnya kekuasaan Islam
Penguasa Al-Andalus memperlakukan non-Muslim berbeda-beda sepanjang waktu. Salah satu periode toleransi adalah masa kekuasaanAbdurrahman III dan Al-Hakam II, ketika Yahudi Al-Andalus mengalami kemakmuran, mencurahkan hidupnya untuk melayani Kekhalifahan Kordoba, mempelajari sainsperdagangan, dan industri, terutama perdagangan sutera dan budak, yang ikut memakmurkan negeri Al-Andalus. Al-Andalus menjadi suaka bagi kaum Yahudi yang teraniaya di negeri-negeri lain.
Orang-orang Kristen di Al-Andalus, dipicu oleh contoh dari umat Kristen lain di sepanjang perbatasan Al-Andalus kadang kala menegaskan klaim-klaim Agama Kristen, dan dengan sengaja mencari kemartiran, bahkan selama masa-masa toleransi. Misalnya, 48 orang Kristen Kordoba melakukan penghinaan terhadap agama Islam, dan akhirnya dipenggal. Mereka sengaja melakukan tersebut agar mati sebagai martir, dan mereka dikenal sebagai Martir Kordoba. Beberapa orang dari generasi berikutnya-pun meneruskan hal ini, dan mereka sepenuhnya tahu apa nasib yang menimpa pendahulu mereka.
Setelah kematian Al-Hakam pada 976, situasi mulai memburuk bagi non-Muslim pada umumnya. Hampir 100 tahun berikutnya, pada 30 Desember 1066, peristiwa penganiayaan pertama terjadi ketika kaum Yahudi diusir dan ratusan keluarga dibunuh karena tidak mau meninggalkan Granada, dan kerusuhan setelahnya menewaskan sekitar 3.000 orang. Penganiayaan terhadap Yahudi juga terjadi sesekali pada masa Murabitun dan Muwahidun, tapi sumber yang ada amat sedikit dan tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai hal ini.
Saat terjadi kekerasan terhadap non-Muslim, banyak ilmuwan Yahudi dan bahkan Muslim yang meninggalkan daerah kekuasaan Muslim menuju Toledo, yang lebih memiliki toleransi dan telah dikuasai oleh pasukan Kristen. Sekitar 40,000 Yahudi bergabung dengan pasukan Kristen, dan sisanya bergabung dengan pasukan Murabitun menghadapi raja Alfonso VI dari Kastilia.
Penguasa Muwahidun yang mengambil alih kekuasaan Murabitun pada 1147, lebih fundamentalis dari Murabitun, dan memperlakukan non-Muslim dengan keras. Takut akan kematian atau paksaan pindah agama, banyak orang Yahudi yang pindah ke daerah Muslim yang lebih toleran di Selatan dan Timur, atau ke daerah Kristen di Utara. Keluarga Maimonides sendiri pindah ke daerah Muslim yang lebih toleran. Namun, penguasa Muwahidun juga mendorong perkembangan seni dan tulisan, menghasilkan diantaranya Ibnu Tufail, Ibnu Araby, dan Ibnu Rusyd.

Kebudayaan

C.W. Previte-Orton menulis dalam Cambridge Medieval History, menulis 
"Peradaban Saracen yang brilian di Spanyol Islam membuat orang-orang Moor, bahkan dalam kemudurannya dibawah Reyes de Taifas, sebagai orang-orang paling beradab di Barat."
Banyak suku, agama, dan ras hidup bersama-sama di Al-Andalus, dan masing-masing menyumbang terhadap kemajuan intelektual di Andalus. Buku-buku jauh lebih tersebar luas di Al-Andalus dibanding di negara lainnya di Barat. Sejarah intelektual Al-Andalus terlihat dari hasilnya berupa banyaknya ilmuwan Islam dan Yahudi.
Kemajuan intelektual Al-Andalus bermula dari perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang menguasai Al-Andalus, denganBani Abbasiyah yang berkuasa di Timur Tengah. Penguasa Umayyah berusaha memperbanyak perpustakaan dan lembaga pendidikan di kota-kota Al-Andalus seperti Kordoba, untuk mengalahkan ibukota Abbasiyah Baghdad. Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini dengan bebas, yang membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Pada abad ke-10, kota Kordoba memiliki 700 masjid, 60.000 istana, dan 70 perpustakaan, dan salah satu perpustakaan yang terbesar memiliki hingga 500.000 naskah. Sebagai perbandingan, perpustakaan terbesar di Eropa Kristen saat itu memiliki tak lebih dari 400 naskah, bahkan pada abad ke-14 Universitas Paris baru memiliki sekitar 2.000 buku. Perpustakaan, penyalin, penjual buku, pembuat kertas, dan sekolah-sekolah di seluruh Al-Andalus menerbitkan sebanyak 60.000 buku tiap tahunnya, termasuk risalahpuisipolemik dan antologi. Sebagai perbandingan, Spanyol modern menerbitkan rata-rata 46.300 buku tiap tahunnya, menurut UNESCO.

Perkembangan Politik
Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus.
Pada tahun 750 M, bani Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman I (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya.
Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.
Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang meliputi Afrika Utara bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir Abdullah bin Muhammad bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.
Cucu Abdullah, Abdurrahman III, menggantikannya pada tahun 912 M, dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian barat. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan Syi'ah di Tunis.

Kronika Budaya dalam Perjalanan Ideologi Politik di Andalusia
"Di depan kita musuh berada di belakang kalian lautan samudra
Hanya satu pilihan  bagi kita:
'Menang'!!!"

Menang adalah pilihan. Spekulasi yang keluar dari teriakan Thariq bin Ziyad menjadi legendaris tatkala empat kapal yang membawa 12000 tentara bersandar di pantai persis di balik bukit bebatuan yang kini terukir dengan nama Gibraltar itu dibakarnya sendiri (dari bahasa Arab: Jabal Thariq, bukit Thariq).
Di musim semi pada tahun 711 M merupakan awal Thariq mengukir babak baru dalam perjalanan sejarah selanjutnya. Perang di daerah Rio Barbate berkecamuk antara bala tentara Tariq dan pasukan Roderic, Raja Spanyol-Visigoth. Roderic kalah dengan luka yang parah dan jasadnya tak pernah terketemukan sampai kini.
"Moors", orang-orang Spanyol menyebut Thariq dan bala tentaranya. Hal itu dimungkinkan karena mereka berangkat dari Maroko. Orang-orang Moors sendiri tidak pernah menyebutnya demikian. Mereka adalah orang-orang Arab yang berasal dari Damaskus dan Madinah, kemudian bersama-sama orang-rang Berber muallaf sebagai tentara untuk penaklukan atau pembebasan (futuhah=babad) ke semenanjung Iberia yang akhirnya di sebut Andalusia.
Setelah pembebasan Andalusia tersebut mereka mulai adaptasi dengan komunitas baru. Sesuai dengan kondisi sebagai serdadu yang tidak memberi peluang untuk membawa wanita, mayoritas mereka mengawini orang-orang Spanyol maupun Visigoth, atau mengawini budak-budak Galicia untuk dijadikan istri. Dari sinilah akulturasi terbentuk dengan sendirinya selama 900 tahun hingga menjadi peradaban Independen yang mampu mengubah wajah dan jiwa bangsa Spanyol sepanjang masa, yaitu peradaban Moors atau sering disebut juga Peradaban Islam Andalusi (al Hadlarah al Islamiyah al Andalusia).



Peradaban Kosmopolitan
Di antara barbagai futuhah Arab-Islam, pembebasan Andalusia memberikan dampak yang berbeda. Fenomena yang menyolok antara pembebasan Andalusia dengan negeri lain di Arab Timur (al Masriq al ‘Arabi) dan Afrika Utara adalah bahwa Andalusia merupakan negeri kosmopolitan atau meminjam istilah Ibn Khaldun  dengan Al ‘Umran al Khadlari (Peradaban Urban) sedangkan yang lain adalah al ‘Umran al Badawi (Peradaban Nomad). 

B. Masa kekhalifahan
Andalusia - Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid Rahimahullah (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana Ummat Islam sebelumnya telah mengusasi Afrika Utara. Dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair Rahimahullahum ajma’in.
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah.
Thariq ibn Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair Rahimahullah dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid Rahimahullah. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).
Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq Rahimahullah dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq Rahimahullah berhasil menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair Rahimahullah di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad Rahimahullah membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair Rahimahullah merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa Rahimahullah berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz Rahimahullah tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah Rahimahullah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi Rahimahullah. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol masih berada di bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin.
Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa Rahimahumullah.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.

Perkembangan Peradaban
Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari :
Komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan)
Al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam)
Barbar 
Al-Shaqalibah (tentara bayaran yang dijual Jerman kepada penguasa Islam)
Yahudi
Kristen Muzareb yang berbudaya Arab
Kristen yang masih menentang kehadiran Islam
Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Andalusia - Spanyol.
1. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.

Filosofi Islam Andalusi

Sejarawan Said Al-Andalusi menulis bahwa Khalifah Abdurrahman III (912-961) mengumpulkan sejumlah besar buku dan memberikan perlindungan bagi para ilmuwan yang mempelajari kedokteran dan "ilmu-ilmu kuno". Penggantinya Khalifah Al-Hakam II (Al-Mustansir), membangun sebuah universitas dan sejumlah perpustakaan di Kordoba. Kordoba menjadi salah satu pusat pembelajaran kedokteran dan filosofi terkemuka di dunia.
Namun ketika anak Al-Hakam II Hisyam II naik takhta (976), kekuasaan yang sebenarnya berada di tangan Al-Mansur bin Abi Amir. Ia merupakan tokoh agama yang tidak menyukai ilmu pengetahuan, sehingga banyak buku yang dikumpulkan dengan susah payah oleh Al-Hakam II dibakar di depan umum. Setelah kematian Al-Mansur pada 1002, filosofi di Al-Andalus bangkit kembali. Sejumlah cendikiawan terkenal bermunculan, termasuk Maslamah Al-Majriti (?-1008), seorang petualang berani yang menjelajahi daerah-daerah Islam dan daerah lain, dan tergabung dalam organisasi Ikhwan As-Shafa. Al-Majriti membantu penerjemahan karya Ptolemeus Almagest, membuat dan memperbaiki berbagai tabel astronomi, dan mempelopori geodesi serta triangulasi. Murid Al-Majriti yang terkenal adalah Abu Hakam Al-Kirmani, yang kemudian menjadi guru bagi filsuf dan dokter terkemuka Ibnu Bajjah (Avempace)

Filosofi dan kebudayaan Yahudi

Dengan adanya toleransi terhadap Yahudi di Al-Andalus, dan mundurnya pusat kebudayaan Yahudi di Babilonia, Al-Andalus menjadi pusat pemikiran-pemikiran intelektual Yahudi. Penulis-penulis seperti Judah Halevi (1086-1145) dan Dunash ben Labrat (920-990) memiliki sumbangan terhadap kehidupan Al-Andalus, dan lebih penting lagi memberikan sumbangan bagi perkembangan filosofi Yahudi. Puncak dari filsafat Yahudi adalah pemikir Yahudi asal Al-Andalus Maimonides(1135-1205), yang menerbitkan karya-karyanya di Maroko dan Mesir, karena menghindari dinasti Muwahidun yang berkuasa dengan keras di Al-Andalus. Ia mengarang buku Panduan bagi yang Bingung, dan memperbaharui hukum Yahudi, sehingga dijuluki "Musa baru" (nama depan Maimonides sendiri adalah Moses/Musa).

2. Kedokteran
Dokter dan tabib dari Al-Andalus memiliki sumbangan yang penting bagi bidang kedokteran, termasuk anatomi dan fisiologi. Di antaranya adalah Abul Qasim Az-Zahrawi (Abulcasis), "bapak ilmu bedah modern",[33] yang menuliskan Kitab at-Tashrif, buku penting dalam kedokteran dan ilmu bedahAt-Tashrifmerupakan ensiklopedia yang terdiri dari 30 volume, yang kemudian diterjemahkan ke Bahasa Latin dan digunakan dalam sekolah kedokteran di kebudayaan Eropa maupun Islam selama berabad-abad.

3. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
4. Fiqih
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
5. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
6. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.


Share:

Biografi para penulis Al-Qur’an

Biografi para penulis Al-Qur’an

1.      BIOGARAFI SINGKAT AL-HASAN BIN ALI BIN ABI THALIB
Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. bin Abdul Muth Thalib ra. bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi, cucu Rasulullah saw., putera dari puteri beliau Fathimah az-Zahra dan raihanah(kesayangan) beliau. Orang yang paling mirip wajahnya dengan beliau, Lahir pada pertengahan Ramadhan tahun 3 H. Rasulullah saw. mentahniknya dengan ludah beliau dan memberinya nama al-Hasan. la adalah putera tertua Ali bin Abi Thalib ra.. Rasulullah saw. sangat mencintainya dan kadang kala beliau menjilati lidahnya sewaktu ia masih kecil, memeluknya dan bercanda dengannya. Kadang kala ia mendatangi Rasulullah saw. saat beliau sedang sujud lalu naik ke atas punggung beliau. Beliau membiarkannya dan meman-jangkan sujud karenanya.Dan kadang kala beliau membawanya naik ke atas mimbar.
Dalam hadits shahih1147 disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw. berkhutbah, beliau melihat al-Hasan dan al-Husain datang menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan menggendong mereka berdua lalu membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Maha benar Allah SWT..  Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)‘ (At-Taghabun:15).
Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan jatuh, aku tidak sabar hingga turun mengambil keduanya.” Kemudian beliau berkata, ” Sesungguhnya kalian (anak-anak tersebut) termasuk kesayangan Allah SWT.. Dan kalian membuat kami bakhil dan penakut. “1148
Dalam Shahih al-Bukhari1149 disebutkan bahwa Abu Bakar mengimami kaum muslimin shalat beberapa malam setelah Rasulullah saw. Sll wafat.Kemudian beliau bersama Ali berjalan keluar.Lalu beliau melihat al-Hasan sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Abu Bakar menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “Demi Allah SWT., anak ini sangat mirip dengan Rasulullah saw., tidak mirip dengan Ali.” Ali tertawa saja mendengarnya.
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah ia berkata,” Aku pernah melihat Rasulullah saw., dan al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan beliau.”mirip dengan nabi Tidak mirip dengan Ali
1.      BIOGRAFI ZAID BIN TSABIT
Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari (612 - 637/15 H)), (Bahasa Arab: زيد بن ثابت), atau yang lebih dikenal dengan nama Zaid bin Tsabit, adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW dan merupakan penulis wahyu dan surat-surat Rasulullah SAW.

Zaid bin Tsabit merupakan keturunan Bani Khazraj, yang mulai tinggal bersama Muhammad ketika ia hijrah ke Madinah. Ketika berusia berusia 11 tahun, Zaid bin Tsabit dikabarkan telah dapatmenghafal11 surah Al-Qur’an.
Zaid bin Tsabit turut serta bersama Muhammad dalam perperangan Khandaq dan peperangan-peperangan lainnya. Dalam peperangan Tabuk, Muhammad menyerahkan bendera Bani Najjar yang sebelumnya dibawa oleh Umarah kepada Zaid bin Tsabit. Ketika Umarah bertanya kepada Rasulullah SAW, ia berkata: "Al-Quran harus diutamakan, sedang Zaid lebih banyak menghafal Al-Quran daripada engkau."
Zaid Bin Tsabit dan Penyusun Al-Qur’an
Kekuatan daya ingat Zaid bin Tsabit telah membuatnya diangkat penulis wahyu dan surat-surat Muhammad semasa hidupnya, dan menjadikannya tokoh yang terkemuka diantara para sahabat lainnya. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit bahwa:
Rasulullah SAW berkata kepadanya "Aku berkirim surat kepada orang, dan aku khawatir, mereka akan menambah atau mengurangi surat-suratku itu, maka pelajarilah bahasa
Suryani", kemudian aku mempelajarinya selama 17 hari, dan bahasa Ibrani selama 15 hari.

Di kemudian hari pada zaman kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, Zaid bin Tsabit adalah salah seorang yang diamanahkan untuk mengumpulkan dan menuliskan kembali Al-Quran dalam satu mushaf. Dalam perang Al-Yamamah banyak penghafal Al-Quran yang gugur, sehingga membuat Umar bin Khattab cemas dan mengusulkan kepada Abu Bakar untuk menghimpun Al-Quran sebelum para penghafal lainnya gugur. Mereka kemudian memanggil Zaid bin Tsabit dan Abu Bakar mengatakankepadanya:
"Anda adalah seorang pemuda yang cerdas dan kami tidak meragukanmu".

Setelah itu Abu Bakar menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran. Meskipun pada awalnya ia menolak, namun setelah diyakinkan akhirnya Zaid bin Tsabit dengan bantuan beberapa orang lainnyapun menjalankan tugas terse but.
Pengumpulan ayat - ayat Al - Qur'an dilakukan atas saran Umar Bin Khattab . Karena beliau menyadari bahwa semakin banyak sahabat hafidz Qur'an meninggal dunia , seperti kita memerangi orang yang murtad dan Nabi Palsu. Oleh karena itu , Umar Bin Khattab mengusulkan untuk mengumpulkan Al - Qur'an. Usul itu disetujui oleh khalifah Abu Bakas As-Siddik . Beliau menugasi Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Dengan sangat hati - hati Zaid Bin Tsabit memindahkan ayat - ayat Al-Qur'an yang di tulis di pelepah kurma , kulit, tulang , dan sebagainya ke mushaf dengan rapi sekali dan urutan ayatnya sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW.
 Al- Qur'an yang ditulis itu disimpan oleh khalifah Abu Bakar As-Sidik sampai ia meninggal  kemudian naskah Al- Qur'an disimpan oleh khalifah Umar Bin Khattab.

1.      PEREKONOMIAN PADA MASA KHALIFAH USMAN
Usman bin Affan lahir di Mekah.Usman termasuk dalam keluarga besar Umayyah dari suku Quraisy, dan silsilah pertaliannya dengan Rasulullah SAW ialah pada generasi kelima.Dalam peranan politiknya, bani Umayyah berada di bawah Bani Hasyim, dan mereka pernah dipercaya menjaga bendera nasional Quraisy sebelum datangnya Islam.
Usman meneruskan kebijakan pada masa Umar.Khalifah usman tidak mengambil upah dari kantornya.Beliau juga mengurangi zakat dari pensiun dan menambahkan santunan dengan pakaian.Kemudian juga memperkenalkan kebiasaan membagikan makanan di masjid untuk orang-orang menderita, pengembara dan orang miskin. Beliau membagi tanah taklukan dari kerajaan persia yang pada masa Umar disimpan sebagai lahan negara yang tidak dibagi-bagi sehingga pendapatan dari tanah ini meningkat dari 9 juta ke 50 juta dirham. Pada masa ini banyak konflik yang muncul ke permukaan.
Pada enam tahun pertama pemerintahannya, Balkh, Kabul, Ghazni Kerman dan Sistan ditaklukan.Untuk menata pendapatan baru, kebijakan Umar diikuti.Tidak lama Islam mengakui empat kontrak dagang setelah negara – negara tersebut ditaklukan, kemudian tindakan efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon – pohon, buah – buahan ditanam dan keamanan perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasikepolisiantetap.
Di Mesir ketika angkatan laut Byzantium memasuki Mesir, kaum Muslim di awal pemerintah Usman mampu mengerahkan 200 kapal dan memenangkan peperangan laut yang hebat. Demikian kaum Muslimin membangun supremasi kelautan diwilayah Mediterania.Laodicea dan wilayah semenanjung Syria, Tripoli, dan Barca di Afrika Utara menjadi pelabuhan pertama negara Islam.Sementara itu biaya pemeliharaan angkatan laut sangat tinggi yang semuanya menjadi bagian dari beban pertahanan di periode ini. Khalifah Usman tidak mengambil upah dari kantornya, ini menimbulkan kesalahpahaman antara khalifah Usman dan Abdul bin Arqam, salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka yang berwenang melaksanakan kegiatan Baitul Maal pusat. Konflik ini tidak hanya membuatnya menolak untuk menerima upah dan pekerjaannya sebagai pelayan atau Muslim untuk kepentingan Allah SWT, tetapi juga menolak hadir dalam pertemuan publik yang dihadiri khalifah.Pada perkembangan berikutnya keadaan ini bertambah rumit bersamaan dengan munculnya pernyataan – pernyataan yang menimbulkan kontoversi mengenai pengeluaran Baitul Maal dengan tidak hati – hati, sedangkan itu merupakan pendapatan pribadi.
Untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan kelautan, dan pembangunan di wilayah taklukan baru dibutuhkan dana tambahan. Untuk itu khalifah harus membuat beberapa perubahan administrasi tingkat atas dan mengganti gubernur Mesir, Basra, Asswad dan lain – lain digantikan dengan orang yang baru.
Lahan luas yang dimiliki kerajaan Persia diambil alih oleh Umar tetapi dia menyimpannya sebagai lahan negara yang tidak dibagi – bagi.Sementara itu Usman membaginya kepada individu – individu untuk reklamasi dan kontribusi sebagian yang diprosesnya kepada Baitul Maal. Dilaporkan bahwa lahan lain ini pada masa Umar menghasilkan sembilan juta dirham tetapi pada masa Usman meningkat menjadi lima puluh juta dirham.

Dalam pemerintahan Usman komposisi kelas sosial di dalam masyarakat berubah demikian cepat sehingga semakin sulit menengahi berbagai kepentingan yang ada.Wajar kalau semasa pemerintahan Usman banyak sekali konflik yang muncul.Bukan tugas yang mudah untuk mengawasi orang Badui yang pada dasarnya mencintai kebebasan pribadi dan tidak mengenal otoritas pemerintah yang dominan. Tidak mudah pula mengakomodasi orang kota yang cepat kaya karena adanya peluang – peluang baru yang terbuka menyusul ditaklukannya propinsi – propinsi baru.
Di akhir hayat Usman diawali ketika pada saat berbagai utusan dari Kufah, basrah, dan Mesir datang menemui Usman agar memecat para gubernurnya yang notabene adalah kerabat – kerabat sendiri.Namun Usman menolak.Mereka kemudian mengepung rumah Usman dan menuntut pengunduran diri, Usman juga menolak.Pengepungan terus berjalan sampai beberapa hari.Sebagian di antara mereka memaksa masuk dan kemudian membunuh Usman. Ini terjadi pada Dzulhijah 35 H atau 17 Juni 656 M, pada waktu berumur 82 tahun dan kekhalifahannya berlangsung selama 12 tahun kurang 12 hari. Jenazahnya di makamkan di Baqi’ pada malam hari.




Share:

Sunday, May 8, 2011

Inflasi dalam Konsep Islami



TARGETING INFLATION IN ISLAMIC CONCEPT 


ABSTRACT
K h a i r u l
inflation is the tendency of prices to increase the general public and continue. Inflation can also be formulated as general increases in prices, resulting from the disruption of the balance between the flow of money and goods flow. This is an economic phenomenon that has received much attention from economists. Economic phenomena can not be eliminated entirely, the business is usually done usually only as far as to reduce and control it. The governance is considered a failure if they are not managed to solve the problem. This is obviously a concern separately to all the States directly involved in it and become a sensitive issue for a Government.
In Islam is not aware of inflation, because currency is Dirham and dinar, which is stable and justified. Standardization of the dinar, is actually already happened long ago, long before the mercy and blessings of God be upon the Prophet was born. And rasulullah set of gold and silver as currency, and he only made of gold and silver as the standard currency. The laws of currency exchange that occurred in the transaction of money is only made with gold and silver as well as with other transactions only expressed with gold and silver.
my expectation as STEI TAZKIA'S college student to government, government can and as hard as possible implement the Anti-Inflation Campaign in print and electronic media, to raise awareness and change public attitudes so that they can take positive steps to help stem inflation.

JEL                 : E19, E31, E39
Keywords       : Targeting inflation, Qardhul hasan, Emas dinar




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  LATAR BELAKANG
Kenaikan harga berbagai bahan pangan pokok tidak saja memicu inflasi tak terkendali, tetapi juga mengancam harga diri para pejabat tinggi China. Pasalnya, harga minuman khas, yang biasa digunakan untuk menjamu para tamu negara, ikut-ikutan melonjak tajam. Harga Maotai, nama minuman beralkohol hasil fermentasi campuran air gunung, sorgum, dan gandum, melejit hingga 20 persen tahun ini. Kantor berita Xinhua menyebutkan, harga Maotai berkadar alkohol 53 persen kini mencapai 780-799 yuan (lebih dari Rp 1 juta) per botol ukuran standar. Begitu pentingnya Maotai, sampai-sampai masalah ini dibahas serius pekan ini dalam rapat tahunan parlemen di Beijing, yang biasanya hanya berisi puji-pujian terhadap keberhasilan Pemerintah China. Seorang anggota parlemen bahkan mendesak pemerintah untuk campur tangan guna menghentikan kenaikan harga Maotai. ”Sebagai ’minuman nasional’, bisa dipahami penyesuaian harga Maotai ini menarik perhatian yang sangat besar,” kata Zhao Kezhi, Gubernur Provinsi Guizhou, tempat Maotai diproduksi sejak zaman Dinasti Qing. Menurut Zhao, ongkos bahan baku pembuatan Maotai saat ini sudah naik hingga 28 persen. Makin banyaknya orang kaya di China juga membuat permintaan akan minuman keras ini terus meningkat sehingga kenaikan harga tak terhindarkan. Zhao mengatakan, tak mungkin menekan kenaikan harga dengan menaikkan kapasitas produksi secara tiba-tiba karena pembuatan Maotai memerlukan teknik khusus dan harus difermentasi paling tidak selama lima tahun. Meski jenis minuman ini sudah ada sejak 2.000 tahun lalu, Maotai baru ”diresmikan” sebagai minuman nasional sejak era komunis. (Reuters/DHF)( KOMPAS, 11 Maret 2011)
Masalah inflasi sampai sekarang masih aktual. Inflasi dalam arti ”kenaikan harga umum” sudah menjadi gejala yang biasa dalam masyarakat modern. Inflasi juga dapat dirumuskan sebagai kenaikan harga umum, yang bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang. Dan tentunya apabila semuanya berjalan dengan lancar dan ada kecocokan, maka keadaan ekonomi nasional dikatakan dalam keadaan seimbang. Kenyataannya harga-harga tak selalu stabil dan sangat sulit mengukur inflasi yang tepat. karena kenaikan harga barang atau jasa yang tidak seragam.
Hal ini  merupakan suatu gejala ekonomi yang mendapat banyak perhatian dari para ekonom. Gejala ekonomi ini juga tidak dapat dihilangkan secara tuntas, usaha yang biasa dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya. Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyaakan lagi. Inflasi menggrogoti nilai riil pendapatan menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Inflasi sebenarnya dapat dikendalikan walaupun tidak mudah. Mengingat pentingnya pengendalian inflasi bagi ekonomi suatu Negara, maka sejak tahun 1990-an berbagai Negara mulai menerapkan kebijakan inflation targeting yang bertujuan untuk membentuk dan mengarahkan ekspektasi masyarakat (inflation expectation ) kapada tingkat inflasi yang rendah sebagai target, dan memberikan pedoman kepada para pelaku pasar (baik konsumen maupun produsen) dan pembuat kebijakan untuk ikut mewujutkan target inflasi ini. Kasus di atas hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik. Subuah pemerintahaan dianggap gagal bila tidak berhasil mengatasi masalah tersebut. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi semua Negara yang terlibat secara langsung di dalamnya dan menjadi masalah yang sensitif bagi sebuah pemerintahaan.


 1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
-       Untuk mengetahui pengertian inflasi secara umum
-       Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap inflasi
-       Untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi dan menangkal  dampak inflasi


1.3.Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan penulis bahas lebih lanjut dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
-       Apa itu inflasi / inflation
-       Bagaimana pandangan konvensional terhadap inflasi
-       Bagaimana pandangan islam terhadap inflasi
-       Dengan cara bagaimanakah agar inflasi dapat diatasi dengan tepat


1.4.Metodologi Penulisan
Metode dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode kuantitatif. Penulis menggunakan data-data yang terdapat di perpustakaan, internet, blog dan koleksi pribadi yang kemudian penulis bandingkan dengan teori-teori yang penulis dapatkan.

 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Konvensional
               Defenisi inflasi ada berbagai macam, banyak ahli yang mengemukakan definisi inflasi Nopirin (1987) memberikan definisi tentang inflasi  sebagai berikut :
      
“The process of increase in general prices of goods continuously for  certain periods”.

Nopirin  menambahkan bahwa Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987),  antara lain Consumer Price Index (CPI), Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index, GNP Deflator. Pada umumnya, pihak yang bertanggung jawab dalam pencatatan statistik perekonomian suatu negara menggunakan Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) sebagai pengukur tingkat inflasi. Namun, dalam perkembangannya metode ini memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya adalah karena metode ini menggunakan kumpulan yang mewakili sebuah subset keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian, maka indeks harga tersebut tidak secara akurat merefleksikan seluruh perubahan harga yang terjadi. Selain itu, CPI dan PPI juga kurang dapat mengakomodasi jenis barang dan jasa yang baru diciptakan meskipun kelompok subset barang dan jasa yang digunakan sebagai pengukur CPI dan PPI selalu direvisi dari waktu ke waktu.
Adapun menurut Samuelson dan Nordhaus (1998)  definisi tentang inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
           
Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian, antara lain Merayap (Creeping Inflation) / Moderate inflation (inflasi satu digit) , Inflasi menengah (Galloping Inflation)/ inflasi dua digit, Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)/ inflasi tiga digit.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, pertama Kenaikan harga, kedua Bersifat umum, ketiga Berlangsung terus menerus.


2.2. Konsep Islam
Al-Qur’an dengan tegas menekankan kejujuran dan keadilan dalam semua ukuran nilai. Di dalam surah al-An’aam Allah berfirman:
“,,,, Dan, sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil,,,,”(al-An’aam :152)
Kemudian di dalam surah al-A’raaf Allah berfirman:
“,,,, Maka, sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Hal demikian itu lebih baik bagi kamujika kamu orang yang benar-benar beriman”. (al-A’raaf; lihat juga surah huud: 84-85,al-israa’: 35, dan asy-Syu’araa’: 181)
Rasulullah SAW dalam Hadistnya: Anas meriwayatkan, ia berkata: Orang-orang berkata kepada Rasulullah SAW, ” Wahai Rasululluah, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami”. Rasulullah SAW lalu menjawab,”Allah-lah Penentu harga, Penahan, Pembentang, dan Pemberi riszki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya kedhaliman dalam urusan darah dan harta.” 
Dr. Umer Chapra dalam bukunya “Sistem Moneter Islam” menyebutkan bahwa salah satu fungsi uang adalah sebagai ukuran uang. Inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Hal ini menyebabkan uang menjadi standar pembayaran tertunda yang tidak adil dan suatu alat penyimpanan nilai yang tidak dapat dipercaya. Tentunya inflasi bertentangan dengan nilai-nilai islam, inflasi yang berkepanjangan juga tidak dapat diterima karena menimbulkan bencana bagi sebagian penduduk dan juga menghalangi sasaran untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi berbasis luas.
Islam Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam. Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syekh An Nabhani 2001 : 47 memberikan beberapa alasan mengapa dinar dan dirham merupakan mata uang yang sesuai. Beberapa diantaranya adalah : pertama Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah. Kedua Rasulullah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang, dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar mata uang. Ketiga Ketika Allah SWT mewajiibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan emas dan perak. Keempat  Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak begitupun dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan perak.
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan. Diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya.

  BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. Indeksasi
Melihat iklim inflasioner yang menggejala dunia saat ini, telah dilontarkan saran-saran bahwa tuntutan keadilan sosioekonomi islam dapat dipenuhi dengan melakukan indeksasi, koreksi moneter  bagi semua pendapatan dan aset-aset moneter termasuk qardhul hasan. Penggunaan indekasasi yang paling luas adalah dibidang upah, gaji dan pensiun. Indeksasi juga telah dicoba pada beberapa aset keuangan (umpanya: pinjaman dan  deposito bank, obligasi pemerintah), pajak, sewaan, dan pegadaian. Meskipun indeksasi mungkin membantu mengurangi secara parsial ketidakadilan yang terjadi karena inflasi, namun ia bukanlah obat bagi inflasi. Ia cenderung mengurangi tekanan pada pemerintah untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan yang sehat.
Lebih-lebih, meskipun indeksasi dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan syariah bagi upah, gaji, dan pensiun, namun sulit melihat sejauh mana suatu kasus yang adil dapat ditegakan bagi indeksasi aset keuangan. Mengingat para investor (yang bukan hanya menabung, juga mengambil resiko investasi) tidak secara pasti dijamin dengan nilai investasi mereka yang stabil, mengapa para penabung dan pemegang uang kontan padahal mereka tidak turut mengambil resiko. Supaya tidak menimbulkan ketidakadilan karena pelaksaan indeksasi maka disarankan kepada pemegang uang kontan mencari perlindungan bagi nilai uangnya dengan cara menginvestasikannya. Dan tentunya indeksasi cenderung akan mendorong para penabung untuk menghindari modal resiko yang ditekankan dalam sistem nilai islam dan yang perlu bagi pertumbuhan ekonomi.
Pinjaman qardhul hasan adalah jenis pinjaman yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan dengan kriteria tertentu. Pinjaman ini bersifat sosial, sehingga peminam hanya mengembalikan sejumlah pokok pinaman tanpa imbal jasa (bunga). Indeksasi qordul hasan dalam bentuk indeks harga, tidak dapat  dipertahankan dengan menggunakan argumen ekonomi karena meskipun itu diusulkan dengan tujuan demi menegakan keadilan bagi pemberi pinjaman qordhul hasan, tetapi berpotensi  menimpakan ketidakadilan kepada peminjam, tertama tahun-tahun ketika laju inflasi lebih daripada laju suku bunga. Ketika laju suku bunga, ia cenderung menghabiskan keuntungan riil dan memperlambat pertumbuhan investasi  sehingga menggangu pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Bagaimanapun juga perlu disadari bahwa qardhul hasan pada umumnya mengandung sedikit transaksi finansial secara keseluruhan. Normalnya pinjaman demikian diberikan dengan motif kebajikan kepada orang-orang miskin. Para pemberi pinjaman itu menyerahkan uangnya dengan niat berbuat baik untuk mendapatkan kembali uang pokoknya.
Dengan demikian, tampaklah bahwa meskipun indeksasi terhadap pendapatan (upah, gaji, pensiun, dan penghasilan lain yang bersifat tetap)  memungkinkan dilakukan, sampai derajat tertentu, sebagai pengurangan rasa sakit temporer akibat inflasi, namun ini bukanlah solusi permanen. Alternatif terbaik yang seirama dengan norma keadilan sosioekonomi, seperti yang ditekankan oleh syariaha dalah stabilitas harga dan bukanlah indeksasi. Setiap upaya harus harus dilakukan oleh Negara islam untuk mencapai tujuan inij ika memang bertekat memenuhi kewajibannya menurut ajaran-ajaran islam.

 3.2. Emas
            Emas mengambil bagian penting dan kekal dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Sepanjang sejarah setelahnya, emas cenderung stabil. Fluktuasi harganya tidak jauh berbeda dengan inflasi. Selain itu juga harga emas sudah juga terbukti mampu bertahan dalam segala situasi ekonomi. Dalam situasi ekonomi yang memburuk, bahkan saat perang, orang menukar uangnya dengan emas. Sepanjang zaman investasi emas tidak pernah tidur apalagi mati.
            Sebagai simbol harta sejak purbakala, emas menentukan peradaban, menentukan bagaimana dan dimana posisi hidup seseorang. Manusia ramai-ramai datang memburu tempat di perut bumi bagian mana emas tersimpan. Sebagai contohnya ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar biasa. Di Indonesia, pada saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Suharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali. Dan harga tersebut, walaupun secara fluktuatif, cenderung naik terus waktu itu --sebelum akhirnya turun lagi ketika inflasi kembali berada di bawah dua digit.
Fakta membuktikan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka emas Anda akan naik 200 persen. Inilah kenapa Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Ini karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang Anda miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, emas hanya akan bagus bila terjadi inflasi moderat (dua digit), dan akan lebih bagus lagi bila terjadi inflasi hiper (tiga digit).
Namun, tidak sedikit juga mereka yang kontra dan berpendapat,secara riil emas tidak tidak memberikan pertumbuhan. Dalam hal ini, emas berfungsi sebagai penangkal inflasi sebab asumsi pertumbuhan harga emas dalam jangka panjang kurang lebih setara dengan inflasi, terutama dalam periode yang panjang, kondisi ekonomi global cenderung stabil dan tidak bergejolak.
            Salah satu insentif bagi fluktuasi harga emas adalah kondisi ekonomi yang tentunya akan berkaitan erat dengan stabilitas politik, nilai tukar, suku bunga, dan variabel makro lainya.  jika variabel makro bergejolak, harga emas mengalami fluktuasi secara signifikan. Sementara supply demand akan membuat emas mengalami pertumbuhan setara nflasi. Tentunya masyarakat tidak memvonis bahwa investasi emas itu untung atau rugi hanya karena kebanyakan orang bilang begitu.
            Dalam buku fund planning karya Mike Rini Sutmiko menyatakan investasi emas biasanya digunakan untuk empat tujuan keuangan, pertama Emas digunakan untuk mencapai keungan jangka menengah (2-3 tahun), kedua Digunakan untuk mencapai keuangan tertentu yang biayanya setara emas (misalnya naik haji), ketiga Karena emas mampu mempertahankan nilai kekayaan dengan target pertumbuhan setara inflasi alias hadging (diversifikasi), dan keempat  misal anda sudah berinvestasi di saham, obligasi, reksadana, properti kemudian emas.
           

 BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas jelas bahwa pengendalian inflasi penting dilakukan karena inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berbagai dampak yang ditimbulkan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Dampak lain yang ditimbulakan oleh nflasi yang tidak stabil tentunya akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Kenyataanya  tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.
Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam Islam. Standarisasi Dinar ini, sebenarnya sudah terjadi sekian lama, jauh sebelum Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam lahir.
Dinar Emas ini merupakan suatu instrumen alat tukar yang tidak kenal dengan inflasi. Dinar Emas sebuah proteksi daya beli bagi pemiliknya yang memiliki keuntungan diantaranya merupakan  nilai mata uang yang tidak akan terkena inflasi, terus tumbuh dalam tiap tahunnya, aman, dan memberikan kemudahan dalam menjualnya kembali. (wallahu a’lam bish shoab)

4.2. Rekomendasi
Tentunya pemerintah negara Republik Indonesia mempunyai kewenangan dalam mengatur segala kegiatan yang yang ada di dalam negeri ini, dalam kegiatan dan fungsinya, tentunya pemerintah menyadari betul bahwa inflasi dapat menimbulkan efek buruk kepada perkembangan ekonomi negara, biaya hidup dan taraf hidup orang berpenghasilan rendah. hal ini sangat penting sekali agar tidak terjadi disintegrasi di dalam aktifitas perekonomian negara. Besar harapan saya sebagai mahasiswa STEI TAZKIA terhadap pemerintah, agar pemerintah mampu dan berusaha semaksimal mungkin melaksanakan Kampanye Anti Inflasi dalam media cetak dan elektronik untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan sikap masyarakat agar mereka dapat mengambil langkah-langkah positif untuk membantu membendung inflasi. Tujuan utama kampanye adalah untuk mengurangi tingkat inflasi ke tingkat yang paling rendah sampai mencapai tingkat nol.











DAFTAR PUSTAKA
Chapra, Umar. 2000. Sistim Moneter Islam. Gema Insani Press. Jakarta.
Karim, Adiwarman. 2002, Ekonomi Islam – Suatu Kajian Ekonomi Makro, IIIT & Karim Business Consulting, Jakarta.
Samuelson, Paul A. Economics (14thed., New York: McGraw-Hill, Inc., 1992)
Landsburg , S.E. & L.J. Feinstone, Macroeconomics (New York:McGraw-Hill, Inc., 1997)
Douglas Greenwald, ed. Encyclopedia of Economic (New York: McGraw-Hill, Inc., 1982)




























Share:
PEMBACA YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN PESAN ;)

Tes iklan

Category

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

SUBSCRIBE Yaa

Blue Generation (IKRH 619)

Blue Generation (IKRH 619)

Batman Begins - Diagonal Resize 2

About Me